Oleh : Zainal Fanani (Pengajar di SMK Negeri Kudu)

Haus melambai merajuk jauh
Tuk temukan makna hitam putih kehidupan
Berkeliling dari nol ke nol
Jemput uluran tangan kemuliaan-Nya

Penggalan puisi tersebut sebagian dari kumpulan puisi Menghabisi Makna yang merupakan percikan dari mengalirnya air kehidupan. Meski hanya percikan, memungkinkan pembaca untuk menyelam dan mengambil butiran permata pelengkap perjalanan hidup. Mengapa demikian ? Tidak lebih, buku ini mengajak pembaca berkelana mulai perkotaan sampai hutan belantara, mulai dari anak kecil sampai orang tua, mulai bangun tidur sampai terlelap kembali, mulai permasalahan dunia sampai kelak mempertanggungjawabkannya senantiasa tercerahkan oleh pancaran energi cahaya dari buku ini.
Penulis sedikit pernah mempelajari Fisika Kuantum. Sesuai dengan Ilmu Kuantum bahwa semua yang ada di alam satu, sama dan terhubung sehingga isi buku ini akan menghubungkan pembaca dengan pola-pola pemikiran religius yang pada ujungnya berharap ridho dari Yang Memberi Ridho.
Penulis lahir di Jombang Jawa Timur, sejak kecil sampai tamat pendidikan S2 semua di Jawa Timur. Berada di tengah keluarga yang senantiasa akrab dengan lingkungan dusun sehingga terkondisi berfikir sederhana bak petani yang menanam padi apa adanya bukan ada apanya, meski saat ini petani juga banyak memanfaatkan teknologi.
Pernah tinggal di Nabire Irian Jaya ( sekarang Papua ) beberapa tahun untuk mengabdi di sebuah sekolah dan merasakan “indah” nya berpredikat sebagai anak rantau jauh dari sanak keluarga lengkap dengan suka dukanya. Disinilah mulai tumbuh benih “menulis” untuk sekedar menghindar dari kegalauan. Dan … pertumbuhan itu semakin hari semakin membesar, meninggi, menjulang, salah satunya terselesaikannya kumpulan dari berserakannya lembar-lembar puisi menjadi antologi ini.
Latar belakang pendidikan penulis tak dekat sama sekali dengan sastra apalagi puisi, setelah SMA melanjutkan ke Perguruan Tinggi dengan pilihan belajar Fisika. Ha ? Seorang saintist menulis puisi ? Pertanyaan itu muncul dan muncul lagi yang akhirnya terjawab dari nurani penulis yang tak bisa memungkiri ada getaran pesona ketika bersanding dengan puisi dan berani beradu challenge untuk menulis puisi tidak lain untuk mengurangi isi rongga dada yang perlu dibagi-bagi sesuai tujuan penciptaan makhluk di bumi.
Penulis belajar membuka fikiran untuk menerima seluruh informasi secara bijak dan objektif yang akhirnya terolah untuk dibagikan kepada semua. Anda, pembaca buku ini akan dibawa tenggelam ke dasar samudra untuk mengambil mutiara dalam tiram peradapan. Menjadi lengkap dan indah terbuka terhadap semua petuah mengisi ruang kosong di hati bahkan men-delete file-file terkontaminasi untuk dilakukan re-install menuju paripurna. Buku ini diterbitkan oleh Penerbit Delta Pustaka, Juni 2020 bisa didapatkan melalui Katalog Perpustakaan Nasional dengan ISBN 978-623-6513-33-0.
(Admin/zen tinggal di zainalakudewe@gmail.com)
Sangat Bagus
Terima kasih, semoga sukses selalu..
Zainal Fanani adalah sosok guru yang amat cerdas dan berwibawa
Sebagai murid sekaligus anak didik saya amat bangga dengan beliau bisa menjadi orang tua maupun walikelas pada waktu saya duduk si bangku SMK kudu semangat berkarya untuk pak Zainal Fanani..
Terima kasih atas doa dan supportnya untuk Pak Zainal dan SMKN Kudu Jombang
sangat baik
cara mengajar yang bagus dan santai
Terima kasih.. Semoga sukses selalu