Julukan sebagai Bapak Pendidikan tentunya tidak asing lagi didengar ,yaitu Ki Hadjar Dewantara. Beliau lahir di Yogyakarta pada tanggal 2 Mei 1889 dengan nama Raden Mas Soewardi Soeryaningrat. Nama tersebut diberikan karena beliau mempunyai keluarga kraton. Di usia 40 tahun berganti nama menjadi Ki Hadjar Dewantara. Hal ini bertujuan agar Ki Hadjar Dewantara lebih dekat dan bebas dengan masyarakat baik secara fisik dan hatinya tanpa memandang status sosial.

Ki Hadjar Dewantara
( sumber https://1001indonesia.net/asset/2016/05/Ki-Hajar-Dewantara.jpg )
Ki Hadjar Dewantara menamatkan Sekolah Dasardi ELS (Sekolah Dasar Belanda) dan kemudian melanjutkan sekolahnya ke STOVIA (Sekolah Dokter Bumiputera).Kemudian beliau menjadi seorang wartawan muda yang aktif dalam berbagai organisasi sosial dan politik. Di tahun 1908 Ki Hadjar Dewantara bergabung di propaganda Boedi Oetomo untuk mensosialisasikan dan menggugah kesadaran masyarakat Indonesia pada waktu itu mengenai pentingnya persatuan dan kesatuan dalam berbangsa dan bernegara. Pada tanggal 3 Juli 1922 Ki Hadjar Dewantara mendirikan Onderwijs Instituut Taman Siswa (Perguruan Nasional Taman Siswa). Perguruan ini sangat menekankan pendidikan rasa kebangsaan kepada para peserta didik agar mereka mencintai bangsa dan tanah air dan berjuang untuk memperoleh kemerdekaan.
Ki Hadjar Dewantara dipercaya oleh presiden Soekarno untuk menjadi Menteri Pendidikan, Pengajaran dan Kebudayaan yang pertama pada tahun 1957. Hal ini merupakan kesempatan emas bagi Beliau untuk semakin leluasa untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia.Tiga hal dalam ajaran Ki Hadjar Dewantara yakni Tut Wuri Handayani (di belakang memberi dorongan),Ing Madya Mangun Karsa ( di tengah menciptakan peluang untuk berprakarsa), Ing Ngarsa Sung Tuladha (Didepan memberi teladan) akan selalu menjadi basic pendidikan di Indonesia.

Penganugerahan Doktor Honoris Causa pada Ki Hadjar Dewantara
( sumber https://tatkala.co/wp-content/uploads/2021/02/sugi.-SGSL.-ki-hajar-dewantara2.jpg )
Ki Hadjar Dewantara menyampaikan dasar-dasar pendidikan, bahwa pendidikan itu menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya baik sebagai manusia walaupun anggota masyarakat. ( Ki Hadjar Dewantara Pemikiran, Konsepsi, Keteladanan, Sikap Merdeka. Cetakan ke 5: 2013.Penerbit Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa bekerja sama dengan Majelis Luhur Persatuan Taman Siswa ).
Untuk itu sebagai pendidik sudah saatnya memaklumi dan menghayati pribadi kita sebagai manusia merdeka untuk terus belajar.
Apalagi para murid sekarang memiliki cara belajar yang berbeda dengan dulu. Zaman sekarang murid sangat mahir dengan internet sebagai sumber belajar. Mereka dengan gampang mencari informasi atau pengetahuan. Dengan demikian sebagai pendidik kita perlu menyelaraskan agar mampu menjadi pendidik yang relevan dengan perkembangan zaman. Meskipun begitu sosok seorang pendidik tetap dibutuhkan kehadirannya untuk para murid. Karena pendidik tidak hanya mentransfer ilmu akan tapi juga menuntun tumbuh kembang hidupnya kekuatan yang ada pada murid agar dapat memperbaiki perilakunya.
Kontibutor : Ludfi Diana