
TEFA atau teaching factory, merupakan pembelajaran yang di khususkan untuk tipe kejuruan atau SMK. Di mana di dalamnya terdapat banyak praktek untuk memperoleh keterampilan spesifik.
Model Pembelajaran Teaching Factory merupakan model pembelajaran bagi Sekolah Vokasi baik itu SMK maupun Perguruan Tinggi Vokasi berbasis produksi/jasa yang mengacu pada standar dan prosedur yang berlaku di industri dan dilaksanakan dalam suasana seperti yang terjadi di industri. Teaching Factory (TEFA) menjadi konsep pembelajaran dalam keadaan yang sesungguhnya untuk menjembatani kesenjangan kompetensi antara pengetahuan yang diberikan sekolah dan kebutuhan dunia industri.
TEFA merupakan pengembangan dari unit produksi yakni penerapan sistem industri mitra pada unit produksi/praktek yang sudah ada di Sekolah Vokasi.
Teaching factory merupakan sebuah konsep pembelajaran yang berorientasi pada produksi dan bisnis untuk menjawab tantangan perkembangan dunia industri saat ini dan nanti.
Dengan TEFA, siswa dapat belajar dan menguasai keahlian atau keterampilan yang dilaksanakan berdasarkan prosedur dan standar kerja industri sesungguhnya. tidak hanya itu, produk-produk yang dibuat para siswa sebagai proses belajar pun bisa dipasarkan ke masyarakat sehingga hasilnya dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan biaya operasional sekolah.
Tujuan TEFA
Berikut merupakan ciri atau karakter dari pembelajaran teaching factory pada pendidikan kejuruan atau SMK:
- Siswa akan mampu mempersiapkan skill agar bisa bersaing di dunia kerja.
- Berlandaskan keperluan yang ada di dunia kerja atau “demand-market-driven”
- Sesuai dengan kemahiran dalam standar yang diperlukan di dunia kerja.
- Pembelajaran berkaitan dengan lapangan pekerjaan.
- Bisa fleksibel dan responsif dengan tantangan teknologi yang berkembang.
- Membutuhkan dana dan pelaksanaan yang lebih besar dari pendidikan biasa.
- Siswa bisa memperoleh peluang untuk mengasah skill tertentu dan bisa memilih karir yang sesuai.
Berikut merupakan tujuan yang sesuai dengan pembelajaran teaching factory:
- Bisa mempersiapkan para profesional yang unggul. Dengan adanya konsep manufaktur terkini maka pembelajaran TEFA bisa lebih bersaing dengan dunia industri.
- Mengembangkan penerapan kurikulum SMK yang berbasis pada konsep manufaktur terkini.
- Memberikan pemecahan masalah yang kompeten kepada lingkungan teknologi yang dinamis (terutama kontribusi pada industri).
- Memperoleh pengiriman data dan teknologi dari industri untuk dikembangkan di sekolah, di mana siswa dan guru bisa memakainya dalam pembelajaran.
Model Pelaksanaan
Penerapan TEFA teaching factory ada empat model, di mana model tersebut berupa panduan yang berasal dari TEFA Direktorat PMK. Panduan tersebut dimanfaatkan sebagai instrumen pemetaan SMK, Berikut modelnya:
- Model satu, Dual sistem yang bisa dilaksanakan dalam praktik kerja lapangan, alur belajar yang berlandaskan enterprise based training atau pembelajaran berbasis dunia kerja.
- Model dua, CBT competency based training bisa juga disebut praktik berbasis kompetensi, adalah model yang memfokuskan pada penajaman pengetahuan dan skill siswa yang disesuaikan dengan keperluan lapangan pekerjaan. Pada pembelajaran ini siswa dipersiapkan untuk bisa memperoleh pengetahuan dan skill yang diperlukan dalam setiap bagian kompetensi yang dipelajari.
- Model tiga, PBET production based education and training adalah model belajar berbasis produksi. Kemampuan yang sudah dipunyai siswa harus ditingkatkan dan dikembangkan skillnya agar bisa menciptakan produk yang berkualitas dan sesuai dengan kebutuhan industri.
- Model empat, Teaching factory merupakan model yang berlandaskan pada jasa dan produk dengan kerjasama antara industri dan sekolah untuk menciptakan siswa (lulusan) yang unggul sesuai dengan kebutuhan pasar.
Sumber: