
Tahap Design dalam proyek Eco Garden Care menjadi momen kolaboratif yang paling kreatif dan reflektif antara siswa dan guru. Berangkat dari semangat Inquiry Collaborative, proses ini dimulai dengan pemetaan lahan sekolah yang akan dijadikan kebun impian. Siswa diajak mengobservasi kondisi tanah, pencahayaan, dan potensi ekologis yang ada. Bersama guru, mereka menyusun sketsa awal tata letak kebun, lengkap dengan zonasi tanaman, jalur edukatif, dan titik refleksi nilai.
Pemilihan jenis tanaman bukan sekadar soal estetika, tetapi juga nilai edukatif dan keberlanjutan. Siswa melakukan riset kecil tentang tanaman lokal, manfaat ekologis, serta kebutuhan perawatan. Diskusi lintas disiplin pun terjadi: siswa jurusan agribisnis berdiskusi dengan siswa desain grafis untuk menyelaraskan fungsi dan visual kebun. Guru memfasilitasi dengan rubrik desain yang menekankan nilai keberlanjutan, estetika, dan keterlibatan komunitas.
Infografis rencana tanam menjadi produk visual yang menggambarkan hasil pemikiran kolektif. Dalam satu lembar, tergambar jenis tanaman, siklus tanam, dan manfaatnya bagi lingkungan sekolah. Siswa menggunakan aplikasi digital seperti Canva dan sejenisnya untuk menyusun infografis yang komunikatif. Beberapa bahkan mengintegrasikan QR code yang terhubung ke penjelasan atau refleksi pribadi mereka tentang proses desain.
Kisah menarik muncul dari siswa yang berperan sebagai ilustrator dan desainer konten kampanye digital. Mereka menggambar sketsa tanaman, membuat ikon visual, dan menyusun narasi ajakan menjaga kebun. Salah satu siswa, mengaku bahwa menggambar daun dan akar membuatnya lebih memahami filosofi tumbuh dan berkembang. Sementara siswa lain, merancang poster digital bertema “Rawat dengan Cinta, Tumbuh dengan Nilai”.
Kampanye digital Eco Garden Care dirancang sebagai bagian dari advokasi nilai mengandung makna bahwa kegiatan kampanye digital yang dilakukan oleh siswa dan guru dalam proyek Eco Garden Care bukan sekadar promosi visual atau informasi tentang kebun sekolah, tetapi memiliki tujuan yang lebih dalam: mendorong kesadaran, perubahan sikap, dan penguatan nilai-nilai positif di lingkungan sekolah. Siswa membuat konten Instagram, video pendek, dan kutipan motivasi yang mengajak warga sekolah ikut serta. Proses ini bukan hanya soal desain, tetapi juga tentang membangun kesadaran kolektif. Guru mendampingi dengan refleksi harian dan umpan balik, memastikan bahwa setiap desain membawa pesan yang bermakna dan aplikatif.
Tahap Design dalam Inquiry Collaborative ini membuktikan bahwa desain bukan sekadar menggambar, tetapi merancang masa depan yang berakar pada nilai. Dari sketsa di atas kertas hingga kampanye digital, siswa belajar bahwa setiap garis, warna, dan kata memiliki kekuatan untuk mengubah lingkungan dan membentuk karakter. Eco Garden Care pun menjadi ruang belajar yang hidup—tempat tumbuhnya kreativitas, kolaborasi, dan kesadaran ekologis. (zen)


