Manusia merupakan makhluk Tuhan yang mempunyai akal dan perasaan. Dalam psikologi perasaan individu dikenal dengan sebutan emosi. Banyak emosi yang dirasakan manusia. Terdapat dua emosi dalam diri manusia yaitu emosi positif yang berupa senang, suka dan bahagia, ataupun emosi negatif yang berupa sedih, marah, cemas, takut, tidak suka dan jijik. Setiap manusia mempunyai emosi yang berbeda meskipun dikeadaan atau situasi yang sama. Individu dapat mengekspresikan emosi positif dengan tersenyum atau tertawa. Sedangkan ekspresi emosi negatif biasanya individu menunjukkan raut wajah yang murung, gelisah ataupun menangis.
Pada 5 tahun terakhir, banyak penelitian dibidang psikologi yang mengangkat judul mengenai kecemasan (anxiety). Seiring perkembangan zaman, banyak pemicu timbulnya emosi negatif salah satunya yakni kecemasan. Dalam ilmu psikologi kecemasan sering dikenal dengan istilah anxiety. Di eras gen Z ini anak muda tidak asing dengan kata insecure yang artinya kurang percaya diri. Anxiety dan insecure tidak jauh berbeda maknanya yakni anak muda zaman now mempunyai rasa cemas dan tidak percaya diri akan kemampuan dan masa depan mereka.
Faktor yang mempengaruhi individu insecure yakni dari individu sendiri kurang adanya motivasi dari dalam diri. Adapun faktor lainnya yakni dari keluarga, teman, dan lingkungan. Adanya tuntutan dari lingkungan, teman dan keluarga membuat individu menjadi tidak percaya diri dan cemas akan kemampuannya untuk meraih masa depan ataupun kehidupan yang individu inginkan.
Menurut Anastasia Pramudita Davies (2020) dalam penelitiannya yang berjudul “Remaja Krisis Percaya Diri: Dukung Secara Emosional”, menjelaskan bahwasannya insecure adalah rasa cemas ataupun ketakutan terhadap lingkungan sekitar sebagai akibat dari ketidakpuasan terhadap kondisi diri sendiri. Insecurity atau bisa dikatakan sebagai perasaan tidak aman. Ketidaknyamanan ini bisa terjadi disaat seseorang merasa malu, bersalah, kekurangan, atau bahkan tidak mampu. Saat merasa tidak aman, seseorang cenderung hidup dalam ketakutan. Akibat yang ditimbulkan adalah seseorang bisa menjadi takut berinteraksi dengan orang lain. Padahal interaksi merupakan bagian penting dalam kehidupan sehari-hari.

Menejemen waktu yang kurang pas, menyelesaikan tugas pada saat deadline bisa memicu insecure
Sebagai manusia, setiap orang pasti akan merasakan perasaan insecure. Perasaan insecure tidak mesti bermakna negatif pada individu. Perasaan insecure pada skala kecil menjadi baik untuk individu. Dapat membantu perkembangan diri seseorang dengan memandang bahwa kita mampu mencapai sesuatu yang jauh lebih tinggi dari apa yang dibayangkan sebelumnya. Namun tidak sedikit individu mengalami insecure setiap saat sehingga mengganggu kesehariannya. Perasaan insecure berkepanjangan dapat berdampak buruk terhadap kesehatan fisik (lelah berkepanjangan) bahkan psikis (mental) yang berupa stress ataupun depresi (Greenberg, 2015 dalam penelitian yang berjudul “The Most Common Causes of Insecurity ang How to Beat Them”).
Dalam agama islam menurut M. Quraish Shihab dalam Tafsir Munir; Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Qur’an menyatakan bahwasannya perasaan takut yang mendalam akan dapat menghilangkan kesadaran dan merusak jaringan pusat urat saraf bawah sadar dibagian otak. Oleh karena itu, kondisi yang ketakutan berlebihan mirip dengan orang yang sedang menghadapi sakaratul maut.

Enyahkan insecure, pererat persahabatan
Adapun tips untuk mengatasi insecurity menurut Acintya Ratna Priwati, S.Psi., M.A dosen Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada dalam website Universitas Gadjah Mada mejelasakan bahwasannya, individu mengenali kondisi diri sebaik mungkin. Kapan diri dalam kondisi terbaik maupun terburuk, termasuk mengidentifikasi saat diri cenderung melakukan perbandingan sosial, menerima emosi dan perbandingan diri yang dilakukan oleh diri sendiri secara otomatis, mencari umpan balik dari seseorang yang dapat dipercaya dan meyampaikan secara lugas, jika kurang nyaman dalam menyampaikan langsung kepada seseorang yang dapat dipercaya, bisa dengan menguraikan isi pikiran melalui tulisan diselembar kertas agar emosi dapat tersalurkan, belajar dari kesalahan dengan menguatkan self esteem (pikiran tentang diri sendiri) dan self confidence (kepercayaan diri), melakukan hal terbaik untuk mengejar tujuan personal, terbuka terhadap berbagai strategi pengembangan diri, dan apabila dirasa membutuhkan bantuan segera hubungi pihak yang profesional.
(admin/raesma)
Sip sip luar biasa mbak Raisma bahasa nya mengingatkan masa saya jadi mahasiswa dulu
Tetap semangat meski sekarang sudah menjadi guru. Yuk ramaikan website SMKN Kudu…!